A. PENDAHULUAN
Pendidikan pada dasarnya
dapat di makanai sebagai upaya untuk lebih mangefektifkan suatu pencapaian yang
akan dituju. Meskipun Islam dapat di akui sebagai kekuatan yang cukup penting
pada saat gerakan abad ke-20, namun kekuatan dan interaksi Islam dalam
pembaharuan social dan politik sering tidak di perhatikan atau kurang mendapat
perhatian. Bagi kebanyakan pengamat , Islam hanyalah penghalang perubahan,
suatu penghalang yang relevansinya bagi tatanan politik dan social akan semakin
berkurang.
Sejak tahun 1980-an, perkembangan Islam di
Indonesia ditandai oleh munculnya fenomena menguatnya religiusitas umat Islam.
Fenomena yang sering di tengarai sebagai kebangkitan Islam ini muncul dalam
bentuk meningkatanya kegiatan peribadatan, menjamurnya pengajian, merebaknya
busana yang Islami, munculnya lembaga ekonomi, Islamisasi hukum keluaraga ( UU
Perkawinan ). Serta fenomena' ijo royo-royo' di parlemen dan birokrasi,
dipakainya symbol-simbol Islam dalam acara kenegaraan, serta munculnya partai-partai
yang memakai platform Islam. Selain fenomena di atas, setelah reformasi,
kebangkitan Islam ini juga ditandai oleh munculnya actor gerakan Islam baru.
Munculnya gerakan Islam baru ini, di asumsikan merupakan akibat dari pengaruh
gerakan serupa yang ada di Timur Tengah. Gelombang kebangkitan Islam di Timur
Tenagh muncul pada decade ketujuh abad ke-20 M.
Fenomena kebangkitan
gerakan Islam ini tampak terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga sebelumnya,
mengingat kukuhnya gerakan Islam moderat di masa Orde baru sejak 1970-an.
Indonesia yang diwarnai Islam moderat, Islam cultural, dan Islam inklusif
sekarang ini tersaingi dengan gerakan Islam politik dan Islam radikal pasca
Orde baru. Perubahan inilah yang tidak diperhatikan oleh para pengamat sebagai
kebangkitan islam militant dan Islam radikal.
Gerakan Islam yang
sedang bangkit pasca lengsernya Orde baru ditandai oleh dua tipikal, yakni
structural dan cultural. Tipikal pertama ditandai dengan maraknya pendirian
partai-partai Islam, seperti PBB ( Partai Bulan Bintang ), PK ( Partai Keadilan
), dan lain-lain.
Dengan demikian, gerakan
Islam radikal ini, sebagaimana ditegaskan Dale F. Eickelman dan James Piscatori
( 1998 ), seperti juga politik di Negara
manapun, melibatkan persaingan memperebutkan tingkat penguasaan Negara dengan
meletakkan batas-batas keabasahan aktivitas Negara dan non Negara, atau apa
yang secara tidak banyak bermanfaat diistilahkan dengan public dan privat. Di
masa transisi inilah, gerakan Islam radikal sedang memainkan aksi politiknya
dalam percaturan politik nasional untuk menguasai opini public, yang pada
gilirannya dapat menjadin hambatan serius bagi rezim penguasa yang menganut
paham substansial-inklusif.
Oleh karena itu, untuk
lebih jelasnya penulis akan menguraikan masalah-masalah yang berkaitan dengan
pembahasan tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud
dengan radikalisme dan pluralisme?
2. Bagaimana peran
pendidikan dalam upaya mengembangkan islam radikal serta pluralisme global?
3. Seperti apakah
kebangkitan gerakan Islam terkait dengan hal tersebut?
C. PEMBAHASAN
1. Pengertian Radikalisme dan Pluralisme Global
a. Radikalisme
Ada beberapa pengertian mengenai Radikalisme :
1. paham atau aliran yg radikal dl
politik;
2.
paham atau aliran yg menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik
dng cara kekerasan atau drastis;
3.
sikap ekstrem dl aliran politik
b.
Pluralisme
adalah paham yang
menyatakan bahwa semua agama itu sama, hanya jalan-nya berbeda-beda.
Radikalisme dan pluralisme
agama merupakan dua paradigma yang saling bertolak belakang dalam kehidupan
beragama, selain di bidang politik, sosial, ekonomi dan budaya; sebab keduanya
selain disebut sebagai opposition binner, juga
merupakan dua hal yang sulit untuk kompromikan dan dipisahkan dalam kehidupan
beragama. Pada satu sisi, radikalisme berlandaskan pada paradigma yang bersifat
ekslusif meniadakan orang lain (the other), rigid, tertutup, ekstrimisme dan tidak jarang bersifat
militeristik; sedang pluralis.me mengedepankan paradigma yang berlandaskan pada
nilai-nilai kemanusiaan, keterbukaan dan inklusif.
2. Peran Pendidikan
dalam Upaya Mengembangkan Islam Radikal dan Pluralisme Global
Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan
tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan serta proses belajar mengajar.
Pendidikan juga sebagai metode untuk mengembangkan keterampilan, kebiasaan dan
sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi lebih baik.
Perkembangan Islam di Indonesia sangat kaya dengan
polarisasi. Sejak zaman prakemerdekaan, Islam sudah menunjukkan wajahnya yang
beraneka ragam, yang direpresentasikan oleh ormas-ormas Islam. Jika ditarik
dari label yang inheren di dalam komunitas Islam, banyak sekali memunculkan
nama/label. Ada Islam tradisionalis, Islam modernis, Islam abangan, Islam
puritan, Islam skripturalis Islam substantif, Islam literal, Islam ekstrem,
Islam militan, dan lain sebagainya. Kentalnya polarisasi ini menunjukkan
semakin berkembangnya gerakan Islam.
Namun demikian, momentum menarik yang terjadi ketika
Orde baru jatuh dari kekuasaanya adalah banyaknya bermunculan gerakan Islam
garis keras, militant, radikal, dan bahkan fundamentalis. Kemunculan kelompok
ini di panggung nasional sebenarnya sudah di awali sejak berubahnya kebijakan
Negara pada dasawarsa 1980-an, dari peminggiran Islam ke akomodasi Islam. Baru
di era keterbukaan dan kebebasan politik inilah, pergerakan Islam mulai
menunjukkan wataknya yang lama terbenam dalam tekanan rezim Orde baru.
Semenjak kejatuhan Orde baru, kelompok Islam radikal
menemukan momentumnya untuk melakukan akselerasi politik secara cultural (
ormas Islam ) dan structural ( partai Islam ). Dua gerakan ini menjadi penting
ketika rezim baru yang berkuasa memberikan angin segar kebebasan setelah lama
dipinggirkan secara politik oleh rezim Orde baru.
Karena itu, trend Islam yang mengemuka di Indonesia
kontemporer sejak lengsernya Orde baru adalah lahoirnya Islam radikal, yang
dieakili sejumlah ormas Islam seperti Laskar Jihad (Forum Komunikasi Ahlussunah
Waljamaah ), forum pembela Islam ( FPI ), dan majelis mujahidin menyusul ormas
Islam sebelumnya seperti KISDI.
Dalam laporan utamanya yang berjudul gerakan Islam
" Radikal " bukan ancaman, Laskar Jihad menyatakan bahwa sebagian
masyarakat masih beranggapan gerakan Islam radikal merupakan ancaman. Gerakan
ini selalu dipersepsikan sebagai pelaku anarkisme. Secara historis, kemunculan
dan eksistensi kelompok garis keras atau radikal di kalangan umat Islam
bukanlah hal yang sama sekali baru.
Eskatologisme gerakan radikal serta pluralisme muslim
kelihatan makin surut pada masa-masa selanjutnya, untuk digantikan ideology
politik Islam.
Sejatinya fenomena radikalisme serta pluralisme global
agak terlambat, jika dilihat dari proses kebangklitan Islam di Timur tengah,
khususnya Iran. Pergerakan Islam radikal memang sedang mermbah ke
wilayah-wilayah yang berpenduduk mayoritas muslim di seluruh dunia.
Kemunculan gerakan Islam radikal dan pluralism bangsa
di sebabkan oleh dua factor. Pertama, factor internal dari dalam umat Islam
sendiri. Kedua, factor eksternal di luar umat Islam, baik yang dilakukan rezim
penguasa maupun hegemoni Barat.
Dengan menyadari urgensinitas pendidikan pluralis bahwa
masyarakat kita terdiri darii banyak suku dan beberapa agama, jadi sangat
pluralis. Maka, pencarian bentuk pendidikan alternative mutlak di perlukan.
3. Kebangkitan
Gerakan Islam Terkait dengan Radikalisme dan Pluralisme Global
Sejak lengsernya Orde baru dari panggung kekuasaan,
masa transisi dimulai dengan perubahan sosio-politik yang amat menentukan bagi
masa depan bangsa.Gerakan Islam yang sedang bangkit pasca lengsernya Orde Baru
ditandai oleh dua tipikal, yakni structural dan kultural. Tipikal pertama
ditandai dengan maraknya pendirian partai-partai Islam. Hal ini juga
ditunjukkan oleh maraknya gerakan gerakan Islam yang sangat kuat menyuarakan
aspirasi Islam secara radikal serta plural.
Fenomena kebangkitan gerakan Islam ini tampak terjadi
secara tiba-tiba dan tidak terduga sebelumnya, mengingat kukuhnya gerakan Islam
moderat di masa Orde baru sejak 1970-an.
Sejumlah permasalahan mendasar dalam menganalisa
berbagai permasalahan di muka adalah brsifat evolusioner dan komparatif sekaligus.
Disebabkan karena pengaruh barat dan pengaruh teknologi peradaban teknmik
modern melahirkan bentuk kemasyarakatan baru atau disebabkan karena sejarah
politik dan badan-badan keagamaan bertahan sebagai penyelamat kelangsungan
masyarakat muslim.
Kebangkitan agama Islam dan kesadaran politik yang
berpusat pada Ulama', inetelektual, pelajar, dan politisi segera menjadi
gerakan oposisi massa terhadap Shah. Kemerosotan perekonomian masyarakat Iran
pada tahun 1970-an, provokasi pemenjaraan, penyiksaan dan intimidasi yang
dilakukan pemerintah serta skandal ketergantungan rezim shah terhadap bantuan
Amerika mengantrarkan pada pembentukan sebuah koalisi antara kelompok
gerilyawan radikal, politisi liberal, dan ulama' yang mampu memobilisir
dukungan massa untuk melancarkan serangkaian aksi pemberontakan yang oada
akhirnya berhasil menggulingkan rezim shah. Revolusi tersebut menghapuskan
system monarki dan mengantarkan berdirinya sebuah pemerintah Islam di Iran.
Demikianlah konflik yang panjang antara institusi Negara dan institusi agama
telah mengantarkan pada pembentukan sebuah Negara Islam.
D. KESIMPULAN
Radikalisme adalah paham atau aliran yg radikal dl
politik, paham atau aliran yg menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial
dan politik dengan cara kekerasan atau drastic dan juga sikap ekstrem dl aliran
politik.
Plurarisme adalah paham yang menyatakan bahwa
semua agama itu sama, hanya jalan-nya berbeda-beda.
Kemunculan gerakan Islam radikal dan pluralism bangsa
di sebabkan oleh dua factor. Pertama, factor internal dari dalam umat Islam
sendiri. Kedua, factor eksternal di luar umat Islam, baik yang dilakukan rezim
penguasa maupun hegemoni Barat.
Radikalisme dan pluralisme
agama merupakan dua paradigma yang saling bertolak belakang dalam kehidupan
beragama, selain di bidang politik, sosial, ekonomi dan budaya; sebab keduanya
selain disebut sebagai opposition binner, juga
merupakan dua hal yang sulit untuk kompromikan dan dipisahkan dalam kehidupan
beragama. Pada satu sisi, radikalisme berlandaskan pada paradigma yang bersifat
ekslusif meniadakan orang lain (the other), rigid, tertutup, ekstrimisme dan tidak jarang bersifat
militeristik; sedang pluralis.me mengedepankan paradigma yang berlandaskan pada
nilai-nilai kemanusiaan, keterbukaan dan inklusif.
E. PENUTUP
Demikian
makalah ini saya buwat semoga memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca umumnya. Dan dari penulis mengharapkan kritik dan saranya agar lebih
baik.
F. REFERENSI
Zada Khamami. Islam
Radikal. ( Teraju : Jakarta Selatan. 2002 ).
Rahmat, M. Imdadun. Arus
Baru Islam Radikal. ( Erlangga : Jakarata ).
M. Lapipus, Ira. Sejarah
Sosial Ummat Islam. ( PT Raja Grafindo Persada : Jakarta. 2000 ).
Choiron Ahmad.
Perbandingan Agama. ( Kudus. 2009).
888 Casino Review (2021) - Dr.MCD
BalasHapusAt 888 부천 출장마사지 Casino we offer 여수 출장마사지 our best casino bonuses. This bonus type can be used for a wide variety of 태백 출장마사지 different 수원 출장안마 casino games: Slots, 김천 출장샵 Blackjack, Roulette, Video