Selasa, 22 Mei 2012

radikalisme dan pluralisme global


A. PENDAHULUAN
Pendidikan pada dasarnya dapat di makanai sebagai upaya untuk lebih mangefektifkan suatu pencapaian yang akan dituju. Meskipun Islam dapat di akui sebagai kekuatan yang cukup penting pada saat gerakan abad ke-20, namun kekuatan dan interaksi Islam dalam pembaharuan social dan politik sering tidak di perhatikan atau kurang mendapat perhatian. Bagi kebanyakan pengamat , Islam hanyalah penghalang perubahan, suatu penghalang yang relevansinya bagi tatanan politik dan social akan semakin berkurang.
 Sejak tahun 1980-an, perkembangan Islam di Indonesia ditandai oleh munculnya fenomena menguatnya religiusitas umat Islam. Fenomena yang sering di tengarai sebagai kebangkitan Islam ini muncul dalam bentuk meningkatanya kegiatan peribadatan, menjamurnya pengajian, merebaknya busana yang Islami, munculnya lembaga ekonomi, Islamisasi hukum keluaraga ( UU Perkawinan ). Serta fenomena' ijo royo-royo' di parlemen dan birokrasi, dipakainya symbol-simbol Islam dalam acara kenegaraan, serta munculnya partai-partai yang memakai platform Islam. Selain fenomena di atas, setelah reformasi, kebangkitan Islam ini juga ditandai oleh munculnya actor gerakan Islam baru. Munculnya gerakan Islam baru ini, di asumsikan merupakan akibat dari pengaruh gerakan serupa yang ada di Timur Tengah. Gelombang kebangkitan Islam di Timur Tenagh muncul pada decade ketujuh abad ke-20 M.
Fenomena kebangkitan gerakan Islam ini tampak terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga sebelumnya, mengingat kukuhnya gerakan Islam moderat di masa Orde baru sejak 1970-an. Indonesia yang diwarnai Islam moderat, Islam cultural, dan Islam inklusif sekarang ini tersaingi dengan gerakan Islam politik dan Islam radikal pasca Orde baru. Perubahan inilah yang tidak diperhatikan oleh para pengamat sebagai kebangkitan islam militant dan Islam radikal.
Gerakan Islam yang sedang bangkit pasca lengsernya Orde baru ditandai oleh dua tipikal, yakni structural dan cultural. Tipikal pertama ditandai dengan maraknya pendirian partai-partai Islam, seperti PBB ( Partai Bulan Bintang ), PK ( Partai Keadilan ), dan lain-lain.
Dengan demikian, gerakan Islam radikal ini, sebagaimana ditegaskan Dale F. Eickelman dan James Piscatori ( 1998 ), seperti  juga politik di Negara manapun, melibatkan persaingan memperebutkan tingkat penguasaan Negara dengan meletakkan batas-batas keabasahan aktivitas Negara dan non Negara, atau apa yang secara tidak banyak bermanfaat diistilahkan dengan public dan privat. Di masa transisi inilah, gerakan Islam radikal sedang memainkan aksi politiknya dalam percaturan politik nasional untuk menguasai opini public, yang pada gilirannya dapat menjadin hambatan serius bagi rezim penguasa yang menganut paham substansial-inklusif.
Oleh karena itu, untuk lebih jelasnya penulis akan menguraikan masalah-masalah yang berkaitan dengan pembahasan tersebut.
 B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan radikalisme dan pluralisme?
2. Bagaimana peran pendidikan dalam upaya mengembangkan islam radikal serta pluralisme global?
3. Seperti apakah kebangkitan gerakan Islam terkait dengan hal tersebut?

C. PEMBAHASAN
1. Pengertian Radikalisme dan Pluralisme Global
a. Radikalisme
Ada beberapa pengertian mengenai Radikalisme :
1. paham atau aliran yg radikal dl politik;
2. paham atau aliran yg menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dng         cara kekerasan atau drastis;
                                                                                                          
3. sikap ekstrem dl aliran politik

b. Pluralisme

adalah paham yang menyatakan bahwa semua agama itu sama, hanya jalan-nya berbeda-beda.

Radikalisme dan pluralisme agama merupakan dua paradigma yang saling bertolak belakang dalam kehidupan beragama, selain di bidang politik, sosial, ekonomi dan budaya; sebab keduanya selain disebut sebagai opposition binner, juga merupakan dua hal yang sulit untuk kompromikan dan dipisahkan dalam kehidupan beragama. Pada satu sisi, radikalisme berlandaskan pada paradigma yang bersifat ekslusif meniadakan orang lain (the other), rigid, tertutup, ekstrimisme dan tidak jarang bersifat militeristik; sedang pluralis.me mengedepankan paradigma yang berlandaskan pada nilai-nilai kemanusiaan, keterbukaan dan inklusif.
                                             
2. Peran Pendidikan dalam Upaya Mengembangkan Islam Radikal dan Pluralisme Global
Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan serta proses belajar mengajar. Pendidikan juga sebagai metode untuk mengembangkan keterampilan, kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi lebih baik.
Perkembangan Islam di Indonesia sangat kaya dengan polarisasi. Sejak zaman prakemerdekaan, Islam sudah menunjukkan wajahnya yang beraneka ragam, yang direpresentasikan oleh ormas-ormas Islam. Jika ditarik dari label yang inheren di dalam komunitas Islam, banyak sekali memunculkan nama/label. Ada Islam tradisionalis, Islam modernis, Islam abangan, Islam puritan, Islam skripturalis Islam substantif, Islam literal, Islam ekstrem, Islam militan, dan lain sebagainya. Kentalnya polarisasi ini menunjukkan semakin berkembangnya gerakan Islam.
Namun demikian, momentum menarik yang terjadi ketika Orde baru jatuh dari kekuasaanya adalah banyaknya bermunculan gerakan Islam garis keras, militant, radikal, dan bahkan fundamentalis. Kemunculan kelompok ini di panggung nasional sebenarnya sudah di awali sejak berubahnya kebijakan Negara pada dasawarsa 1980-an, dari peminggiran Islam ke akomodasi Islam. Baru di era keterbukaan dan kebebasan politik inilah, pergerakan Islam mulai menunjukkan wataknya yang lama terbenam dalam tekanan rezim Orde baru.
Semenjak kejatuhan Orde baru, kelompok Islam radikal menemukan momentumnya untuk melakukan akselerasi politik secara cultural ( ormas Islam ) dan structural ( partai Islam ). Dua gerakan ini menjadi penting ketika rezim baru yang berkuasa memberikan angin segar kebebasan setelah lama dipinggirkan secara politik oleh rezim Orde baru.
Karena itu, trend Islam yang mengemuka di Indonesia kontemporer sejak lengsernya Orde baru adalah lahoirnya Islam radikal, yang dieakili sejumlah ormas Islam seperti Laskar Jihad (Forum Komunikasi Ahlussunah Waljamaah ), forum pembela Islam ( FPI ), dan majelis mujahidin menyusul ormas Islam sebelumnya seperti KISDI.
Dalam laporan utamanya yang berjudul gerakan Islam " Radikal " bukan ancaman, Laskar Jihad menyatakan bahwa sebagian masyarakat masih beranggapan gerakan Islam radikal merupakan ancaman. Gerakan ini selalu dipersepsikan sebagai pelaku anarkisme. Secara historis, kemunculan dan eksistensi kelompok garis keras atau radikal di kalangan umat Islam bukanlah hal yang sama sekali baru.
Eskatologisme gerakan radikal serta pluralisme muslim kelihatan makin surut pada masa-masa selanjutnya, untuk digantikan ideology politik Islam.
Sejatinya fenomena radikalisme serta pluralisme global agak terlambat, jika dilihat dari proses kebangklitan Islam di Timur tengah, khususnya Iran. Pergerakan Islam radikal memang sedang mermbah ke wilayah-wilayah yang berpenduduk mayoritas muslim di seluruh dunia.
Kemunculan gerakan Islam radikal dan pluralism bangsa di sebabkan oleh dua factor. Pertama, factor internal dari dalam umat Islam sendiri. Kedua, factor eksternal di luar umat Islam, baik yang dilakukan rezim penguasa maupun hegemoni Barat.
Dengan menyadari urgensinitas pendidikan pluralis bahwa masyarakat kita terdiri darii banyak suku dan beberapa agama, jadi sangat pluralis. Maka, pencarian bentuk pendidikan alternative mutlak di perlukan.
 3. Kebangkitan Gerakan Islam Terkait dengan Radikalisme dan Pluralisme Global 
Sejak lengsernya Orde baru dari panggung kekuasaan, masa transisi dimulai dengan perubahan sosio-politik yang amat menentukan bagi masa depan bangsa.Gerakan Islam yang sedang bangkit pasca lengsernya Orde Baru ditandai oleh dua tipikal, yakni structural dan kultural. Tipikal pertama ditandai dengan maraknya pendirian partai-partai Islam. Hal ini juga ditunjukkan oleh maraknya gerakan gerakan Islam yang sangat kuat menyuarakan aspirasi Islam secara radikal serta plural.
Fenomena kebangkitan gerakan Islam ini tampak terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga sebelumnya, mengingat kukuhnya gerakan Islam moderat di masa Orde baru sejak 1970-an.  
Sejumlah permasalahan mendasar dalam menganalisa berbagai permasalahan di muka adalah brsifat evolusioner dan komparatif sekaligus. Disebabkan karena pengaruh barat dan pengaruh teknologi peradaban teknmik modern melahirkan bentuk kemasyarakatan baru atau disebabkan karena sejarah politik dan badan-badan keagamaan bertahan sebagai penyelamat kelangsungan masyarakat muslim.
Kebangkitan agama Islam dan kesadaran politik yang berpusat pada Ulama', inetelektual, pelajar, dan politisi segera menjadi gerakan oposisi massa terhadap Shah. Kemerosotan perekonomian masyarakat Iran pada tahun 1970-an, provokasi pemenjaraan, penyiksaan dan intimidasi yang dilakukan pemerintah serta skandal ketergantungan rezim shah terhadap bantuan Amerika mengantrarkan pada pembentukan sebuah koalisi antara kelompok gerilyawan radikal, politisi liberal, dan ulama' yang mampu memobilisir dukungan massa untuk melancarkan serangkaian aksi pemberontakan yang oada akhirnya berhasil menggulingkan rezim shah. Revolusi tersebut menghapuskan system monarki dan mengantarkan berdirinya sebuah pemerintah Islam di Iran. Demikianlah konflik yang panjang antara institusi Negara dan institusi agama telah mengantarkan pada pembentukan sebuah Negara Islam.
D. KESIMPULAN
Radikalisme adalah paham atau aliran yg radikal dl politik, paham atau aliran yg menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastic dan juga sikap ekstrem dl aliran politik.
Plurarisme adalah paham yang menyatakan bahwa semua agama itu sama, hanya jalan-nya berbeda-beda.
Kemunculan gerakan Islam radikal dan pluralism bangsa di sebabkan oleh dua factor. Pertama, factor internal dari dalam umat Islam sendiri. Kedua, factor eksternal di luar umat Islam, baik yang dilakukan rezim penguasa maupun hegemoni Barat.
Radikalisme dan pluralisme agama merupakan dua paradigma yang saling bertolak belakang dalam kehidupan beragama, selain di bidang politik, sosial, ekonomi dan budaya; sebab keduanya selain disebut sebagai opposition binner, juga merupakan dua hal yang sulit untuk kompromikan dan dipisahkan dalam kehidupan beragama. Pada satu sisi, radikalisme berlandaskan pada paradigma yang bersifat ekslusif meniadakan orang lain (the other), rigid, tertutup, ekstrimisme dan tidak jarang bersifat militeristik; sedang pluralis.me mengedepankan paradigma yang berlandaskan pada nilai-nilai kemanusiaan, keterbukaan dan inklusif.
E. PENUTUP
 Demikian makalah ini saya buwat semoga memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Dan dari penulis mengharapkan kritik dan saranya agar lebih baik.

F. REFERENSI
Zada Khamami. Islam Radikal. ( Teraju : Jakarta Selatan. 2002 ).
Rahmat, M. Imdadun. Arus Baru Islam Radikal. ( Erlangga : Jakarata ).
M. Lapipus, Ira. Sejarah Sosial Ummat Islam. ( PT Raja Grafindo Persada : Jakarta. 2000 ).
Choiron Ahmad. Perbandingan Agama. ( Kudus. 2009).



1 komentar:

  1. 888 Casino Review (2021) - Dr.MCD
    At 888 부천 출장마사지 Casino we offer 여수 출장마사지 our best casino bonuses. This bonus type can be used for a wide variety of 태백 출장마사지 different 수원 출장안마 casino games: Slots, 김천 출장샵 Blackjack, Roulette, Video

    BalasHapus